Kamis, 19 Juni 2014

Unforgettable Saung Angklung Udjo

Hari Minggu tanggal 15 Juni 2014 sekolah Idam, RA Al-Hamidah mengadakan prosesi wisuda di Saung Angklung Udjo. Kami excited sekali meskipun kami tinggal di Bandung, kami tidak terlalu sering berkunjung dan bermain angklung di Saung Angklung Udjo. Kebetulan sekali pihak manajemen Saung Angklung Udjo memberi harga spesial...^_^

Mereka juga berbaik hati memberikan waktu untuk melaksanakan prosesi wisuda, sebelum jam pertunjukan pagi. Jadilah kami dengan semangat 45 memulai prosesi dari jam 08.00, sehingga sebelum jam 10.00 sudah selesai. Sayangnya aku tidak melihat langsung prosesi wisuda, karena harus jaga gawang alias jaga meja pendaftaran he he... Prosesi yang begitu heboh hanya bisa kunikmati lewat pendengaran dan foto hasil jepretan suamiku.



Kami sempat panik saat mendengar prosesi wisuda selesai, sementara ada 2 tamu undangan yang belum hadir. Padahal pintu akan dikunci saat pertunjukan dimulai. Semua mata tertuju ke lapangan parkir, begitu wali murid yang ditunggu datang langsung deh jemput bola, kami antar tiket dan konsumsi lalu bergegas masuk ke arena pertunjukan.




Pertunjukan yang berdurasi sekitar 1,5 jam ini terasa begitu padat dan menarik. Dimulai dengan pertunjukan wayang golek yang membuat penonton terpingkal-pingkal. Dilanjutkan dengan helaran, angklung dan arumba memainkan lagu nusantara secara medley. Tari topeng yang menawan, dan favoritku yaitu bermain agklung bersama.




Saat bermain anklung bersama, semua penonton seakan berubah jadi mahir memainkan angklung. Kalau yang ini sepertinya yang pinter dirijennya he he he.... Beberapa lagu kami mainkan, mulai lagu Twinkle twinkle little star, lagu Bunda dari Melly Goeslaw diakhiri dengan You rise me up.

Ada yang sudah pernah nonton angklung towel? namanya lucu ya... Dinamakan angklung towel karena memainkannya dengan ditowel atau dicolek sedikit. Karena mainnya dengan towelan maka satu orang bisa memainkan banyak angklung. Lagu yang rumit pun jadi bisa dimainkan, karena terlalu asyik goyang-goyang aku nggak begitu memperhatikan judul lagunya he he... Karena penasaran kami mencoba memainkan angklung towel ini, asyik juga ternyata ^_^



Puas menyaksikan pagelaran yang sangat menarik, kami lanjutkan dengan makan siang sambil menikmati pemandangan yang asri.



Demikian kami melewati hari yang begitu indah di Saung Angklung Udjo. Jika Anda berkunjung ke kota Bandung, sempatkan untuk mengunjungi Saung Angklung Udjo. Anda akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan, Salam ^_^.

Jumat, 28 Maret 2014

DIY: Chef Jacket T-Shirt

Bermula ketika anakku yang kecil ingin pentas menyanyikan lagunya trio ubur-ubur yang berjudul Munaroh. Haduh malunya..... dikira aku doyan nonton sinetron, apalagi melihat reaksi teman sekelasnya yang cekikikan sambil menutup mulut. Untung bu gurunya bersedia memodifikasi cerita, dan menjadikan Idam sebagai chef.

Rencananya aku mau bikin jaket chef buat dia, tapi karena mesin jahitku opname tak kunjung sembuh akhirnya aku cari alternatif lain. Aku bongkar lemari Idam, kutemukan t-shirt  putih polos. Semula aku akan pasang kancing besar, tapi kupikir jika kancing itu hanya berupa gambar lucu kali ya.... Lalu aku coba buat sketsa diatas kaos, beneran lucu. Lalu aku bongkar rak mencari spidol untuk tekstil. 


Dengan penuh semangat aku warnai, dan hasilnya lucu banget. Jauh melebihi harapanku, percaya atau tidak The Power Of Kepepet benar-benar membuatku jadi lebih kreatif ^_^. 

Alat dan bahan:
  • T-Shirt putih
  • Spidol untuk tekstil aku pake merk GIOTTO
  • Pensil
  • Penggaris
  • Karton untuk alas agar spidol tidak tembus belakang, bisa diganti papan ataupun kertas


T-Shirt harus sudah dicuci untuk menghilangkan zat kimia yang mungkin akan mengurangi daya serap tinta. Cuci tanpa pewangi ataupun pelembut, seperti mencuci clodi ataupun menspad. Setelah kering t shirt siap untuk digambari.

Buat sketsa menggunakan pensil, lalu warnai dengan spidol tekstil/fabric marker. Pertama buat outlinenya, dilanjutkan warna paling muda berlanjut ke warna lebih tua. Pada syalnya untuk mendapat "gradasi merah", pertama aku arsir seluruh syal dengan warna merah. Baru untuk mendapatkan warna merah lebih muda, aku timpa dengan warna orange. Sebenarnya warna orange spidolku muda banget bisa dilihat pada logo masterchef (idam ngotot harus ada logo masterchef dan detil kerah baju he he)


Setelah selesai mewarnai semua detilnya, jemur t-shirt sampai tintanya kering. Setelah kering balik sehingga bagian bergambar ada di dalam. alasi dengan kertas putih lalu setrika bagian sisi dalam gambar dengan suhu tidak terlalu panas (atur sesuai rekomendasi sertika anda untuk bahan katun).


Kemudian balik sehingga gambar ada di luar, lalu setrika seluruh t-shirt dengan suhu sedang (stel untuk katun).



Aku membuat gambar ini dalam waktu sekitar 2 - 3 jam, dan dobedam chef jacket t-shirt siap dipakai. Semoga bisa memberi ide, sharing ya kalau sudah mencoba...^_^.


Rabu, 19 Maret 2014

The Power Of "Kepepet"

Membahas tentang kepepet, saat kepepet kita bisa lebih produktif dan menemukan banyak ide. Karena saat kepepet kita akan memutar otak agar bisa tetap survive. Diawali dengan sepenggal cerita gunung Kelud meletus saat aku pulang kampung kemarin. Jangan dianggap gunung Kelud meletus gara-gara aku mudik ya he he he....



Perjalanan jauh dengan membawa balita yang kadang suka ngantuk dan minta gendong, maka aku hanya membawa sedikit keperluan sehari-hari. Kupikir sebagian bisa dibeli di Blitar. Tapi karena masih capek aku nggak langsung belanja, tapi ternyata malamnya gunung Kelud meletus.....wow.... Padahal sore itu aku sedang datang bulan. Belakangan ini setelah beralih ke menspad kain, gangguan PMSku berkurang banget. Padahal dulu aku sering kram sampai pingsan, tapi akibatnya aku jadi "lupa" tanggal Menstruasi he he he... Dengan alasan kapasitas tas maka aku hanya membawa menspad 3 biji, kupikir bisa cuci kering pakai.

Paginya aku bingung mau jemurnya bagaimana? Diluar masih banyak debu, suasananya benar-benar suram. Sinar matahari tidak mampu menembus kabut debu yang cukup tebal. Bagaimana nasib menspadku kalau begini.... Aku benar-benar nggak ingin lagi pakai pembalut dispo meskipun terpaksa, karena alergiku parah. Dulu saat masih pakai pembalut dispo aku gatal dan bentol-bentol meskipun sudah selesai menstruasi, dan baru sembuh 1 - 2 minggu kemudian.



Akhirnya aku coba bungkus menspad pakai handuk, lalu aku spin di mesin cuci. Ta raaaaaa hampir kering, aku angin-anginkan di dalam rumah dan siap pakai kembali deh. Hilang satu masalah, selanjutnya aku mulai membersihkan halaman. Idam berteriak-teriak senang, "Hore...hore.... asiiiik banyak pasir, sekolah aja kalah nih...pasirnya banyak banget. Main pasir yuuuk....."

Terpaksa sebelum sesi bebersih aku jelaskan dulu, kalau pasir vulkanik ini banyak debunya jadi nggak bisa untuk main pasir. Kalau mau keluar harus pakai masker, karena jika debunya terhirup bahaya. "Ya udah, ayo aku bantu kerukin pasirnya...anggap saja sedang main di pantai.", dia masih tetap takjub melihat pasir yang begitu banyak. 

Selesai mengeruk sebagian pasir, kami beristirahat. Dan karena kulitku sensitif, maka muka mulai merah dan gatal. Aku segera cuci menggunakan sabun muka, tapi mungkin karena abunya tajam jadi masih nancep di kulit. Sepertinya harus dibersihkan dengan susu pembersih, kebetulan kapas ibuku habis. Mana ada toko buka nih.....semua orang sibuk bersih-bersih, gawat. Untung aku bawa saputangan fleece katun dobedam, ternyata efektif banget. Aku pikir malahan lebih enak daripada pakai kapas kosmetik.

Keterusan deh..... makanya begitu sampai di Bandung aku langsung potong fleece katun dengan ukuran 6 x 15, nggak ada alasan khusus karena ini memang kain sisa/sebitan he he...Anda bisa tentukan sendiri ukuran yang diinginkan. Dan sekarang dobedam punya washable, reusable make up remover pads. Satu lagi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah, setelah menggunakan reusable diaper, reusable menstrual pads, reusable tissue sekarang reusable cosmetic cotton alias kapas pembersih muka yang bisa dicuci dan dipakai kembali. Go green dong ^_^

Untuk pasangan dari washable make up remover pads, mari kita buat larutan make up removernya, resepnya sebagai berikut: 
  • 1 cangkir air minum.
  • 1 1/2 sdm shampo bayi yang tidak pedih di mata.
  • 1/4 sdt minyak kelapa, kayanya kalau pakai minyak zaitun lebih ok ya.. harus dicoba kalau nanti punya minyak zaitun
Campur semua bahan (aku menyampurnya dalam gelas) lalu masukkan ke botol, kocok jika hendak digunakan. Larutan make up remover ini bisa tahan seminggu.
Sekarang mari kita lihat kemampuan "daya bersih" duet maut pembersih irit kita ^_^
Tampak bedak dan eye shadow terangkat, termasuk eye liner dan maskara. Coba kita lihat foto berikut, mata kanan masih menggunakan make up, mata kiri sudah dibersihkan.



Untuk harga make up remover yang sangat murah, daya bersihnya lumayan bagus kan? Kulit juga terasa lembut dan lembab. Anda bisa pakai washable make up remover pads  ini bersama pembersih dan penyegar yang biasa anda pakai. 

Aku akan masukkan cairan ini ke botol kecil agar bisa masuk tas dan dibawa kemana-mana. Wanginya enak, jadi kalau buat pengganti tissue basah ok banget nih, karena aman buat wajah anak  ^_^. Pilih aroma yang sesuai selera, maksudnya aroma shampo bayinya. Aku pake yang wangi strawberry he he..

Asiiik satu lagi yang dicoret dari daftar belanja bulanan. Cantik sehat itu mudah, murah dan go green pastinya. Kalau anda sudah mencoba membuat duet maut washable make up remover pads dan make up remover jangan lupa share bagaimana menurut pendapat Anda ya... Salam ^_^

Senin, 27 Januari 2014

Belajar Mempedulikan Perasaan Rindu

Senang sekali hari ini kembali berkesempatan, nambah ilmu di seminarnya Kang Iman (Firman Juliansjah). Dan seperti biasa aku kembali tercubit, kali ini perih sekali. Sampai air mataku terus meleleh disepanjang perjalanan pulang.

Maaf ya Kang Iman, mungkin kali ini aku hanya terfokus pada satu segmen saja. Yaitu tentang orangtua yang kehilangan anaknya. Saat membahas tentang perasaan para orangtua yang "kehilangan" anaknya, Kang Iman memulai dengan menanyakan, "Siapa yang bertemu orangtuanya tiap tiga bulan sekali, atau bahkan setahun sekali?"

Aku masih tidak terlalu tertohok karena meskipun bukan aku yang "pulang", orangtuaku masih sering mengunjungi kami. Tapi saat beliau mengatakan, banyak orangtua yang kehilangan anak lelakinya..... Kupingku mulai berdiri, "Iya banyak orangtua yang kehilangan anak lelakinya, saat mereka sudah berkeluarga." Bahkan seorang suami, seorang ayah tetaplah seorang anak bagi mertua kita.

Dan tiba-tiba aku tersadar, kalau kami hanya "pulang" kerumah mertua setahun sekali saat lebaran. Dan beliau berdua mengunjungi kami sekali setahun, jadi otomatis kami bertemu tiap 6 bulan. Lalu Kang Iman meneruskan, "Jadi yang bertemu orangtua tiap 3 bulan pulang , temuilah mereka sesering mungkin. Kalau perlu tiap 2 bulan pulang.

Dan akupun menangis..... 2 orang anakku adalah lelaki. Jika aku tak mencontohkan bagaimana aku mempedulikan rindu mertuaku pada anak lelaki dan cucunya, bagaimana kelak mereka akan mempedulikan rinduku pada mereka. Dan kami akan menjadi orangtua kesepian yang kehilangan anak-anaknya. Seberapa banyak pun anak yang dimiliki kelak akan pergi....

Sepanjang sisa seminar meskipun aku sibuk mencatat, tapi yang ada di otakku hanyalah bayangan kesepian di hari tua.... Aku ingin segera pulang dan memeluk anak-anakku. Meskipun terkadang aku dibuatnya kesal, tapi kelak aku akan menahan rindu sekian lama....

Belajar parenting itu memang tiada akhir, tidak pernah telat. Itu juga berguna untuk membangun hubungan kita dengan orangtua maupun mertua. Karena jika kita kita memperlakukan orangtua dan mertua dengan penuh kasih, hormat dan peduli dengan perasaan rindu dan kesepiannya... Insyaallah kelak mereka akan memperlakukan kita seindah itu....amin.

Dan perasaan rindu kian meluap didadaku, aku ingin pulang. Aku ingin memeluk erat-erat orangtua dan mertuaku. Aku ingin mohon maaf jika kurang peduli tentang perasaan rindu mereka. Aku ingin berterima kasih mereka telah memperlakukan kami dengan sangat baik.... Aku ingin pulang.....

Untuk isi seminarnya yang sangat inspiratif di edisi selanjutnya saja ya... Jika ingin konsultasi dengan Kang Iman secara online bisa mengunjungi FP Tanya Jawab Keluarga. Atau jika ingin lebih puas bisa konsultasi langsung di Klinik Mutiara Cikutra Bandung. Setiap Rabu jam 7 malam Kang Iman mengisi acara parenting "Family  Terapi" di Radio Zora 90,1 FM.

Jadi mempelajari ilmu parenting ini tidak pernah telat, tidak pernah tamat. Karena kita memerlukannya untuk menjalin relasi harmonis dengan anak dan orangtua kita (meskipun sudah jadi orangtua kita tetaplah seorang anak). 

Sekalian promosi ya... KB/RA Al-Hamidah (sekolah idam) mengadakan seminar parenting nih, dalam rangka menggalang dana untuk membiyayai TK bebas biaya bagi warga kurang mampu. 

Menarik banget temanya..., jadi jika berkesempatan silahkan bergabung. Kita belajar parenting sekaligus beramal ^_^

Popular Posts

Mengenai Saya

Foto saya
aku seorang istri dan ibu dari 2 cowok,seneng berteman, dan punya cukup selera humor. Hobby bgt ngulik apa aja yang bermanfaat dan bikin happy. Siapa tahu petualanganku dirumah ini bisa jadi inspirasi...
Diberdayakan oleh Blogger.
 

ilutju........ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea