Jumat, 28 Maret 2014

DIY: Chef Jacket T-Shirt

Bermula ketika anakku yang kecil ingin pentas menyanyikan lagunya trio ubur-ubur yang berjudul Munaroh. Haduh malunya..... dikira aku doyan nonton sinetron, apalagi melihat reaksi teman sekelasnya yang cekikikan sambil menutup mulut. Untung bu gurunya bersedia memodifikasi cerita, dan menjadikan Idam sebagai chef.

Rencananya aku mau bikin jaket chef buat dia, tapi karena mesin jahitku opname tak kunjung sembuh akhirnya aku cari alternatif lain. Aku bongkar lemari Idam, kutemukan t-shirt  putih polos. Semula aku akan pasang kancing besar, tapi kupikir jika kancing itu hanya berupa gambar lucu kali ya.... Lalu aku coba buat sketsa diatas kaos, beneran lucu. Lalu aku bongkar rak mencari spidol untuk tekstil. 


Dengan penuh semangat aku warnai, dan hasilnya lucu banget. Jauh melebihi harapanku, percaya atau tidak The Power Of Kepepet benar-benar membuatku jadi lebih kreatif ^_^. 

Alat dan bahan:
  • T-Shirt putih
  • Spidol untuk tekstil aku pake merk GIOTTO
  • Pensil
  • Penggaris
  • Karton untuk alas agar spidol tidak tembus belakang, bisa diganti papan ataupun kertas


T-Shirt harus sudah dicuci untuk menghilangkan zat kimia yang mungkin akan mengurangi daya serap tinta. Cuci tanpa pewangi ataupun pelembut, seperti mencuci clodi ataupun menspad. Setelah kering t shirt siap untuk digambari.

Buat sketsa menggunakan pensil, lalu warnai dengan spidol tekstil/fabric marker. Pertama buat outlinenya, dilanjutkan warna paling muda berlanjut ke warna lebih tua. Pada syalnya untuk mendapat "gradasi merah", pertama aku arsir seluruh syal dengan warna merah. Baru untuk mendapatkan warna merah lebih muda, aku timpa dengan warna orange. Sebenarnya warna orange spidolku muda banget bisa dilihat pada logo masterchef (idam ngotot harus ada logo masterchef dan detil kerah baju he he)


Setelah selesai mewarnai semua detilnya, jemur t-shirt sampai tintanya kering. Setelah kering balik sehingga bagian bergambar ada di dalam. alasi dengan kertas putih lalu setrika bagian sisi dalam gambar dengan suhu tidak terlalu panas (atur sesuai rekomendasi sertika anda untuk bahan katun).


Kemudian balik sehingga gambar ada di luar, lalu setrika seluruh t-shirt dengan suhu sedang (stel untuk katun).



Aku membuat gambar ini dalam waktu sekitar 2 - 3 jam, dan dobedam chef jacket t-shirt siap dipakai. Semoga bisa memberi ide, sharing ya kalau sudah mencoba...^_^.


Rabu, 19 Maret 2014

The Power Of "Kepepet"

Membahas tentang kepepet, saat kepepet kita bisa lebih produktif dan menemukan banyak ide. Karena saat kepepet kita akan memutar otak agar bisa tetap survive. Diawali dengan sepenggal cerita gunung Kelud meletus saat aku pulang kampung kemarin. Jangan dianggap gunung Kelud meletus gara-gara aku mudik ya he he he....



Perjalanan jauh dengan membawa balita yang kadang suka ngantuk dan minta gendong, maka aku hanya membawa sedikit keperluan sehari-hari. Kupikir sebagian bisa dibeli di Blitar. Tapi karena masih capek aku nggak langsung belanja, tapi ternyata malamnya gunung Kelud meletus.....wow.... Padahal sore itu aku sedang datang bulan. Belakangan ini setelah beralih ke menspad kain, gangguan PMSku berkurang banget. Padahal dulu aku sering kram sampai pingsan, tapi akibatnya aku jadi "lupa" tanggal Menstruasi he he he... Dengan alasan kapasitas tas maka aku hanya membawa menspad 3 biji, kupikir bisa cuci kering pakai.

Paginya aku bingung mau jemurnya bagaimana? Diluar masih banyak debu, suasananya benar-benar suram. Sinar matahari tidak mampu menembus kabut debu yang cukup tebal. Bagaimana nasib menspadku kalau begini.... Aku benar-benar nggak ingin lagi pakai pembalut dispo meskipun terpaksa, karena alergiku parah. Dulu saat masih pakai pembalut dispo aku gatal dan bentol-bentol meskipun sudah selesai menstruasi, dan baru sembuh 1 - 2 minggu kemudian.



Akhirnya aku coba bungkus menspad pakai handuk, lalu aku spin di mesin cuci. Ta raaaaaa hampir kering, aku angin-anginkan di dalam rumah dan siap pakai kembali deh. Hilang satu masalah, selanjutnya aku mulai membersihkan halaman. Idam berteriak-teriak senang, "Hore...hore.... asiiiik banyak pasir, sekolah aja kalah nih...pasirnya banyak banget. Main pasir yuuuk....."

Terpaksa sebelum sesi bebersih aku jelaskan dulu, kalau pasir vulkanik ini banyak debunya jadi nggak bisa untuk main pasir. Kalau mau keluar harus pakai masker, karena jika debunya terhirup bahaya. "Ya udah, ayo aku bantu kerukin pasirnya...anggap saja sedang main di pantai.", dia masih tetap takjub melihat pasir yang begitu banyak. 

Selesai mengeruk sebagian pasir, kami beristirahat. Dan karena kulitku sensitif, maka muka mulai merah dan gatal. Aku segera cuci menggunakan sabun muka, tapi mungkin karena abunya tajam jadi masih nancep di kulit. Sepertinya harus dibersihkan dengan susu pembersih, kebetulan kapas ibuku habis. Mana ada toko buka nih.....semua orang sibuk bersih-bersih, gawat. Untung aku bawa saputangan fleece katun dobedam, ternyata efektif banget. Aku pikir malahan lebih enak daripada pakai kapas kosmetik.

Keterusan deh..... makanya begitu sampai di Bandung aku langsung potong fleece katun dengan ukuran 6 x 15, nggak ada alasan khusus karena ini memang kain sisa/sebitan he he...Anda bisa tentukan sendiri ukuran yang diinginkan. Dan sekarang dobedam punya washable, reusable make up remover pads. Satu lagi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah, setelah menggunakan reusable diaper, reusable menstrual pads, reusable tissue sekarang reusable cosmetic cotton alias kapas pembersih muka yang bisa dicuci dan dipakai kembali. Go green dong ^_^

Untuk pasangan dari washable make up remover pads, mari kita buat larutan make up removernya, resepnya sebagai berikut: 
  • 1 cangkir air minum.
  • 1 1/2 sdm shampo bayi yang tidak pedih di mata.
  • 1/4 sdt minyak kelapa, kayanya kalau pakai minyak zaitun lebih ok ya.. harus dicoba kalau nanti punya minyak zaitun
Campur semua bahan (aku menyampurnya dalam gelas) lalu masukkan ke botol, kocok jika hendak digunakan. Larutan make up remover ini bisa tahan seminggu.
Sekarang mari kita lihat kemampuan "daya bersih" duet maut pembersih irit kita ^_^
Tampak bedak dan eye shadow terangkat, termasuk eye liner dan maskara. Coba kita lihat foto berikut, mata kanan masih menggunakan make up, mata kiri sudah dibersihkan.



Untuk harga make up remover yang sangat murah, daya bersihnya lumayan bagus kan? Kulit juga terasa lembut dan lembab. Anda bisa pakai washable make up remover pads  ini bersama pembersih dan penyegar yang biasa anda pakai. 

Aku akan masukkan cairan ini ke botol kecil agar bisa masuk tas dan dibawa kemana-mana. Wanginya enak, jadi kalau buat pengganti tissue basah ok banget nih, karena aman buat wajah anak  ^_^. Pilih aroma yang sesuai selera, maksudnya aroma shampo bayinya. Aku pake yang wangi strawberry he he..

Asiiik satu lagi yang dicoret dari daftar belanja bulanan. Cantik sehat itu mudah, murah dan go green pastinya. Kalau anda sudah mencoba membuat duet maut washable make up remover pads dan make up remover jangan lupa share bagaimana menurut pendapat Anda ya... Salam ^_^

Popular Posts

Mengenai Saya

Foto saya
aku seorang istri dan ibu dari 2 cowok,seneng berteman, dan punya cukup selera humor. Hobby bgt ngulik apa aja yang bermanfaat dan bikin happy. Siapa tahu petualanganku dirumah ini bisa jadi inspirasi...
Diberdayakan oleh Blogger.
 

ilutju........ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea