Kalau mom bertemu Idam pasti nggak percaya kalau aku bilang dia dulu terlambat bicara, karena dia senang bercerita, menyanyi dan pelafalannya juga bagus. Karena deteksi awal, sehingga kami bisa mengejar ketinggalan. Biasanya bayi umur 3 bulan sudah mulai mengeluarkan suara, 4 bulan mulai bubbling ma ma ma ma..., dan 9 bulan mulai bisa mengucapkan ta-ta, da-da, ma-ma dll. Pada umur 10 atau 11 bulan mulai bisa menirukan kata, dan pada 1,5 tahun sudah bisa menggunakan kata sederhana dengan konsisten. Seperti makan, tidak, memanggil mama, papa, nenek, kakak dll.
Jika kita merasa ada tahapan yang belum di capai, langkah yang perlu kita lakukan adalah konsultasi dengan dokter untuk memastikan apakah ada gangguan pendengaran, fungsi otak, atau kelainan pada organ bicaranya. Untuk merangsang kemampuan bicara, kita biasakan mengajak bayi berbicara, menyanyi dan membacakan cerita. Bermain dengan teman sebaya juga akan merangsang kemampuan bicara.
Kami menyadari otot mulut Idam lemah saat dia umur 8 bulan, dia belum bisa minum menggunakan sedotan. Dia juga suka meneteskan liur, aku pikir karena giginya mau tumbuh. Kemampuan bicaranya juga masih seperti bubbling, padahal dulu kakaknya sudah bisa memanggil bapak, ibu, akung yang ti dll pada umur 6 bulan, umur 8 bulan sudah bisa menjawab pertanyaan. Sementara Idam baru bisa bilang a a a, ma ma ma, karena itu aku bawa ke dokter anak untuk konsultasi.
Dari hasil wawancara karena dulu kadar bilirubin Idam 25,3 maka kami di minta melakukan serangkaian tes. Tes pendengaran, EEG dan screening, untung tidak ada kelainan pada otak dan pendengarannya, tetapi memang motorik kasar dan halusnya kurang. Dokter syaraf yang menanganinya baik banget, mengajari aku cara untuk menstimulasi agar anak cepat bisa bicara. Bisa dilakukan sendiri di rumah, sehingga menghemat waktu, tenaga dan tentunya biaya ^_^.
- Memijat rahang dengan gerakan memutar.
- Memijat sekitar mulut dengan gerakan memutar lalu mendorong ke arah mata, sehingga membentuk senyum.
- Meniup air dalam gelas menggunakan sedotan (biasanya anak suka aktivitas ini).
- Menjilat madu atau sirup yang kita oleskan pada bagian luar bibir anak. Minta anak untuk menjilat bagian yang kita oles madu, oleskan pada bagian yang berbeda agar lidahnya bisa menjilat berputar, latihan ini agar lidah lebih lentur.
- Merangsang lidah dan langit-langit mulut dengan jari yang dibungkus kasa atau sikat gigi bayi.
- Kita bisa mengajaknya bermain menirukan kita seperti memonyongkan bibir, meringis, dan membuka mulut lebar-lebar.
- Makan mie kuah dengan cara menyedot, juga akan memperkuat otot mulut.
- Jika Bayi sudah mulai makan, berikan buah yang di potong kecil agar dia belajar mengunyah. Biarkan dia mencoba makan sendiri, tapi tetap harus kita awasi.
Aku sudah praktekkan sendiri minimal 1 kali sehari, dan kalau sempat bisa berkali-kali (emaknya semangat dan gemas dengan Idam yang sering marah, nangis karena tidak bisa mengungkapkan keinginannya). Hasilnya Idam bisa mengejar ketinggalannya, meskipun belum jelas dia mulai berbicara pada umur 1,5 tahun. Kami tidak punya pengasuh sehingga aku membawanya kemanapun aku pergi, sehingga dia bisa berinteraksi dengan banyak orang. Kemajuannya sangat pesat sehingga umur 2 tahun dia sudah bisa merangkai kalimat yang cukup panjang, menyanyi, kosa katanya banyak, dan dia sangat percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain.
Pada umur 3 tahun pelafalannya sudah sempurna, dia juga sudah bisa menyebut huruf sulit seperti "r". Setelah anak bisa berkomunikasi dengan baik, tantrumnya juga akan berkurang. Mungkin kita bukan dokter, psikolog ataupun therapis, tetapi tidak ada salahnya kalau kita mempelajari cara mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi pada anak kita. Sehingga jika terjadi sesuatu pada anak kita bisa segera mencarikan solusi penyelesaiannya, tentunya dengan konsultasi kepada ahlinya.
Pada umur 3 tahun pelafalannya sudah sempurna, dia juga sudah bisa menyebut huruf sulit seperti "r". Setelah anak bisa berkomunikasi dengan baik, tantrumnya juga akan berkurang. Mungkin kita bukan dokter, psikolog ataupun therapis, tetapi tidak ada salahnya kalau kita mempelajari cara mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi pada anak kita. Sehingga jika terjadi sesuatu pada anak kita bisa segera mencarikan solusi penyelesaiannya, tentunya dengan konsultasi kepada ahlinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar